Tuesday 12 January 2016

Air Mineral dan Fluoride yang ‘katanya’ Beracun

“Alhamdulillah,” Kang Item meletakkan botol minumannya kembali. Cuaca yang panas dirasanya beberapa hari ini. Padahal seharusnya sudah masuk musim hujan. Tapi entah kenapa Sang Pemilik Hujan seperti enggan mengirim rahmat-Nya untuk hamba-hamba tak tahu diri seperti dirinya. Begitu pikir Kang Item.
“Assalamualaikum,” Kang Ijo duduk. Demi melihat ada botol minuman di meja, Kang Ijo langsung bertanya. “Loh, Kang! Kok minum ini?” Kang Ijo mengambil botol dan mengarahkan merknya pada Kang Item.
“Lha, emang kenapa, Jo?”
“Loh, Kang Item belum dengar tho kalo minuman merk ini produknya Zionis? Produknya musuh islam Kang!”
“Loh, masak?”
“Iya, Kang. Wong kemarin orang-orang kumpul ngomongin ini kok?”
“Hmm, kamu berarti cuma denger gosipnya dong, Jo?”
“Bukanlah, Kang! Kok gosip to? Saya denger dari Kang Rahman, abdi dalemnya Kyai Syahrul.”
“Gimana katanya?”
“Kemarin malam ada tamu dari luar kota mampir sowan ke Kyai Syahrul. Terus cerita banyak soal air mineral dengan merk ini, Kang. Bahkan kemarin kata Kang Rahman pake tes dengan alat apa gitu dan hasilnya positif ada racunnya. Florida kalo gak salah anma racunnya.”
“Fluoride, Jo. Itu yang biasanya ada dalam pasta gigi.”
“Lah, kok Kang Item tahu?”
“Kebetulan Jo kamu di sini.” Kang Item mengeluarkan tabletnya.
“Mau apa, Kang?” tanya Kang Ijo.
“Saya mau menunjukkan dasar pendapat saya, Jo.”
“Loh? Maksudnya?”
“Kita berpendapat kan harus ada dasarnya?” jawab Kang Item sambil tetap sibuk dengan tabletnya. Pencet sana pencet sini. Keyword yang diketiknya tentang Fluoride dan bahayanya.
“Nah, ini Jo. Coba kamu baca,” Kang Ijo menerima tablet Knag Item dengan kurang lebih tujuh tab di browsernya. Baru sekilas baca, Kang Ijo langsung merenges. 
“He he.”
“Gimana?”
“Saya nggak paham, Kang. Bahasanya bukan bahasa kita,” kata Kang Ijo sambil menyerahkan tabletnya kembali. 
“Makanya Jo. Jadi orang itu harus banyak belajar biar nggak ketinggalan jaman. Biar aku bacakan.”
Kang Ijo memperbaiki duduknya dan memasang wajah serius.
“Begini Jo. Aku buka satu situs internasional khusus masalah kesehatan lalu dicari artikel tentang Fluoride. Dan hasilnya ini.”

http://news.health.com/2015/02/25/fluoride-in-drinking-water-tied-to-higher-rates-of-underactive-thyroid/
"Ada penelitian di Inggris menyatakan bahwa kemungkinan ada hubungan Fluoride dengan kelenjar tiroid. Tapi hal itu disangkal oleh kedokteran di U.S.”
“US itu apa, Kang?”
“United States, Jo. Itu lho negara barat,”
“Negara Barat itu yang...”
“Ah, sudahlah. Aku terusin bacanya biar kamu tahu alasanku,”
“Oh iya, Kang. Monggo,”
“Lalu ini, Jo,”

http://news.health.com/2014/02/11/dentists-group-expands-recommended-use-of-fluoride-toothpaste-for-kids/
“Para pakar gigi menyarankan atau merekomendasikan adanya Fluoride dalam pasta gigi buat anak, Jo,”
“Loh? Emangnya buat apa, Kang?”
“Dijelaskan bahwasannya Flouride untuk mencegah gigi berlubang, Jo,”
“Owh, gitu to, Kang. Terus?”
“Ada lagi nih, Jo. Dari situs yang berbeda,”

“Ada pernyataan bahwasannya Fluoride itu menjaga gigi anak dengan dua macam cara, Jo,”
“Gimana caranya, Kang?”
“Mmm..., ah aku juga nggak ngerti, Jo. Eh, belum ngerti, Jo”
“Emang ada beda ya Kang antara kurang ngerti dengan belum ngerti?”
“Ya iyalah, Jo. Kurang ngerti itu artinya mandeg, stop cukup di situ saja bahasannya. Tapi kalo belum ngerti berarti ada harapan bahwa kita mau membahasnya lebih jauh lagi,”
“Owh, terus apa gunanya kita bicara dengan membedakan seperti itu, Kang?”
“Bedanya, kita berharap bahwa Gusti Allah akan memberi kita pengetahuan akan apa yang belum kita mengerti. Coba kalo aku bilang ke kamu, aku nggak makan. Bedakan dengan, aku belum makan. Gimana?”
“Iya, ya Kang. Kalo Kang Item bilang nggak makan berarti kemungkinan sudah kenyang. Tapi kalo belum makan berarti Kang Item minta traktiran, He he he.”
“Nah kita terusin yang tadi, Jo. Dengan penjelasan seperti yang sudah kuambil dari website luar yang insya Allah terpercaya itu, kamu sudah paham kan?”
“Ya... sedikit sih, Kang. Intinya ternyata Fluoride itu ada manfaatnya dalam dosis yang tepat.”
“Beul, Jo. Dosis yang disarankan SNI itu tidak melebih 0,5 mg/l kalo tidak salah. Malah yang di luar negeri sana ada yang membatasi dosis Fluoride dalam air mineral sampai 0.75 mg/l atau 1 mg/l. Lupa aku, Jo.”
“Wah, tapi kok orang luar malah banyak yang pinter ya, Kang?”
“Nah makanya itu, Jo. Jika ada berita entah itu darimana, kamu harus teliti dulu sebelum percaya. Berita kan ada yang bohong ada yang benar? Seperti di kitab Maknun itu.”
“Owh, masalah khabar itu to, Kang?”
“Ia, Jo. Namanya khabar atau dalam bahasa kita kabar berita, itu mesti ada yang benar ada yang bohong. Nah, tinggal sebaik apa kita mencari tahu kebenaran itu. Bukan berarti karena mayoritas kemudian bisa kita benarkan. Kebenaran itu buta, Jo. Maksudnya tidak memihak penguasa atau rakyat jelata, tidak mengenal usia, tidak mengenal siapa. Tapi kebenaran hakiki itu hanya milik Allah semata, Jo.”
“Alhamdulillah, Kang.”
“Alhamdulillah. Karena kamu bilang seperti itu, aku tambahin ini, Jo.”
“Apa, Kang?”
“Air Zamzam. Kamu tahu kan?” Kang Ijo mengangguk sambil terus menatap layar. “Ternyata air Zamzam juga mengandung Fluoride yang katanya beracun itu, Jo.”
“Ah, masak to, Kang?”
“Ini kamu lihat sendiri.”

https://en.wikipedia.org/wiki/Zamzam_Well
“Wah, iya Kang. Malah dosisnya lebih dari SNI. Tapi kok di sana nggak ada isu kayak di sini ya, Kang?”
“Ya mungkin kamu aja yang belum tahu atau air Zamzamnya sudah diproses sehingga Fluoridenya hilang atau....”
“Atau memang Fluoride itu tidak berbahaya asal dengan dosis yang tepat.”
“Betul, Jo. Itulah Jo jaman sekarang. Media sekarang bukan lagi media yang dulu.”
“Kayak lirik lagu aja, Kang?”
“Memang benar kan kalo media sekarang ini tidak lagi dikuasai masyarakat tapi dikuasai perorangan. Apalagi yang berkepentingan dengan gosip dan isu. Dengan bumbu yang namanya penelitian ilmiah, bukti-bukti yang mencengangkan padahal direkayasa, kita-kita ini yang belum tahu ilmunya bisa saja terseret begitu saja. Makanya benar kalo orang bilang, yang ketinggalan jaman akan digilas oleh jaman itu sendiri. Media yang seharusnya memberika kebenaran ternyata hanya memberikan informasi yang ingin diberitahukan oleh satu golongan kepada publik. Apalagi dengan acara TV yang sekarang ini. Hadeh!”
“Iya, Kang. Acara TV sekarang jarang ada yang mendidik. Isinya cuma guyonan nggak jelas, kuis berhadiah berkedok judi, apalagi berita-berita artis yang nggak jelas itu, Kang. Halah!”
“Sudahlah Jo. Itu sudah ada yang menangani, tugas kita, orang-orang yang belum bisa menanganinya adalah berdoa semoga semuanya diberi pertolongan Allah. Kita nggak usah menghujat mereka, biarlah doa kita yang mengangkat semua keluhan kita kepada Sang Maha Pengabul Doa.”
“Amin.” Kang Ijo mengambil air botol dan meminum sisanya sampai habis. “Alhamdulillah, seger ya Kang panas-panas gini?”
“Halah emboh, Jo!” kata Kang Item sambil mengalihkan pandangan ke jalan besar yang kini mulai dipadati santri-santri menenteng kitab kuningnya.
Blitar, 12 Januari 2016, 07.18
______________________________
Lebih jelasnya bisa dilihat di sini : http://search.health.com/results.html?Ntt=fluoride

No comments:

Post a Comment