Monday 17 August 2015

Melihat Kepribadian Kita Dari Gaya Melihat Film


Assalamualaikum semuanya selamat pagi, selamat tersenyum dan tetap menjaga diri untuk selalu enjoy!
Pagi-pagi enaknya liat Spongebob Squarepants sambil ditemani kopi panas dan cemilan. Apalagi kalau ditambah pegangan tangan yang hangat, wiiiiih! Asyik pasti.
Spongebob? Buat anak muda? Kekanakan kaleee ... Tapi nggak bisa kita langsung menilai seperti itu. Liat siapa yang buat komik Naruto? Kekanakan? Liat siapa yang buat Final Fantasy? Kekanakan? Tapi itu yang buat, bukan yang seharusnya nonton? Oh, ayolah! Darimana kita bisa mendapat kata ‘seharusnya’ dalam pembahasan film? Apakah kita tidak boleh melanggar kata ‘seharusnya’ hanya karena malu disebut kekanakan? Justru kita yang menonton kartun ‘di jaman sekarang’ ternyata lebih bermoral  daripada tontonan orang dewasa. Tahu dong apa yang saya maksudkan?
Film, apa yang bisa Anda dapatkan dari menonton karya seni visual audio ini? Hiburan dari stress pekerjaan, tugas kuliah atau problem kehidupan? Atau inspirasi? Atau motivasi? Ataukah hanya iklan semata yang akan hilang begitu selesai?
Dari situlah saya mendapat inspirasi untuk mengkategorikan orang dari bagaimana cara mereka melihat film. Saya bukan psikolog, tak tahu banyak tentang macam-macam kepribadian dan hanya sekedar berbagi. Boleh kalian percayai boleh tidak. Ini hanya tulisan lepas yang bisa dikritik dan bisa diacuhkan. Yang jelas, saya percaya segala hal kecil yang kita lakukan selalu berimbas pada bagaimana kita menjalani hidup.
Ok, mari kita lihat Anda termasuk dalam kategori yang mana.
Pertama, orang yang melihat film hanya sebagai iklan semata. Dalam hal ini, Anda hanya menggunakan aktivitas melihat film sebagai pengisi waktu saja. Tak ada imbas apapun untuk kemudian Anda merasa bahagia, terinspirasi atau apalah, yang jelas tidak ada perubahan berarti dalam diri Anda ketika filmnya sudah selesai. Maka seperti itulah ketika Anda melihat keberlangsungan hidup di sekitar Anda. Anda melihat segala yang terjadi di luar Anda hanya selingan semata. Hanya sebuah kejadian yang tidak Anda pedulikan, mereka berjalan begitu saja tanpa ada makna buat Anda. Orang seperti ini biasanya cenderung tak peduli pada lingkungan sekitar, tertutup dan hanya mementingkan diri sendiri. Mementingkan bagaimana cara mencari uang dan isi perut daripada berkomunikasi dengan orang lain untuk sekedar berbasa-basi.
Kedua, orang yang melihat film karena tertarik dengan sinopsis dan atau jalan cerita yang katanya, menarik. Anda yang masuk dalam tipe ini, melihat film sebagai sebuah jalan hidup yang diimpi-impikan. Anda ingin sekali melihat jalan hidup orang lain, yang begitu Anda impikan akan terjadi pada diri Anda, melihat sesuatu yang berbeda dari apa yang Anda jalani selama ini. Anda ingin kejutan dalam setiap ceritanya, sesuatu yang membuat Anda penasaran bagaimana keberlanjutannya. Dan akan kecewa begitu ceritanya tidak seperti yang Anda tebak. Ada dua tipe dari orang yang seperti ini. Pertama, jika Anda tidak kecewa dengan ceritanya yang ternyata berbeda dengan tebakan Anda, maka Anda termasuk orang yang tidak suka memaksa orang lain untuk berperilaku seperti yang Anda inginkan. Anda cenderung menyerahkan segalanya pada sutradara kehidupan, atas apa yang terjadi di sekitar Anda. Meskipun itu sudah mainstream dan terlalu ‘biasa’. Dan sebaliknya, jika Anda merasa kecewa dan kurang puas jika ceritanya ternyata terlalu mainstream, maka Anda orang mungkin suka tantangan tapi suka bosan dengan ke’biasa’an yang mengelilingi Anda. Sehingga cenderung memaksakan ketertantangan Anda pada orang lain. Memaksa orang untuk membuat Anda merasa tertantang.
Ketiga, orang yang melihat film dan mendapatkan inspirasi atau motivasi setelah filmnya selesai. Anda dalam posisi ini melihat film sebagai suatu karya biasa pada awalnya. Tetapi ketika satu adegan memperlihatkan kejadian yang membuat Anda merasa mendapatkan pencerahan, Anda mulai tertarik dengan film ini dan penasaran bagaimana endingnya. Karena mungkin Anda akan menemukan jalan keluar dari permasalahan yang sedang Anda hadapi. Atau Anda merasa mendapatkan inspirasi bagaimana cara menjalani hidup yang baik untuk diri Anda. Orang yang seperti ini adalah orang yang melihat kehidupan sebagai sesuatu yang biasa pada satu saat dan melihatnya sebagai sesuatu yang menyenangkan pada saat yang lain. Bukannya plin plan, tapi orang seperti ini adalah orang pada umumnya.
Keempat, orang yang melihat film tanpa melihat genre atau bagaimana jalan ceritanya, atau berharap mendapat inspirasi, tetapi bisa melihat film sebagai sebuah cara lain untuk belajar. Memang mungkin pada awalnya Anda akan menganggap film sebagai sebuah hiburan, atau memang penasaran dengan jalan ceritanya, berharap mendapat inspirasi dan lainnya, tetapi sebelumnya Anda sudah berniat untuk bisa memetik pelajaran dari film yang Anda tonton. Entah itu di bagian akhir atau di bagian awal, yang penting Anda bisa belajar dari film tersebut. Orang seperti ini, adalah orang yang menganggap hidup adalah belajar tanpa membedakan dimana atau bagaimana dan kapan. Mereka adalah orang yang selalu optimis dalam hidup dan selalu mendapatkan ilmu dimanapun dan kapanpun.
Itulah tadi empat kriteria orang dilihat dari cara mereka melihat film, menurut saya yang bukan ahli psikologi dan tidak terlalu tahu bnayak tentang psikologi. Oh, ada satu lagi nih. Anda yang sering kali skip atau melompati adegan film karena sudah tahu apa yang akan terjadi (tapi bukan adegan dewasa lho) Anda termasuk orang yang cenderung terburu-buru. Tidak bisa menikmati hidup dan selalu merasa dikejar waktu.
Cukup sekian, selamat pagi dan belajarlah selalu dimanapun, kapanpun, dari apapun dan jangan mengedepankan penilaian Anda sebelum jelas apa yang Anda lihat.
Wassalamualaikum.
Tulungagung, 07. 34, 16 Mei 2015

No comments:

Post a Comment